BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perang
merupakan masalah abadi yang sudah ada semenjak adanya manusia dan pada abad
nuklir ini perang menjadi semakin canggih. Perang dengan berbagai latar
belakangnya selalu bermuatan politik, serta cenderung tidak terkendali dan
tidak manusiawi, meskipun pada akhirnya perang mengakibatkan penderitaan bagi
semua pihak namun diperlukan adanya perlidungan kepada penduduk sipil dan orang
sipil (civilian) khususnya perlindungan kepada anak.
Menurut
Larry May dari Washington University, Amerika Serikat mengatakan ada beberapa
argumen moral yang biasa dijadikan pegangan sehingga perang atau konflik
bersenjata menjadi diterima sebagai “sesuatu” yang benar. Secara teoritis ini
juga yang sering digunakan oleh kalangan militer di Indonesia dalam membenarkan
perlunya mengangkat senjata dalam melawan “musuh”, siapapun mereka. Alasan –
alasan tersebut, yaitu: (1) Prinsip membela diri (2) Berkaitan dengan adanya
suatu permintaan/kewajiban bahwa kita semua diminta/wajib untuk membantu orang
– orang yang tidak bersalah yang menderita. (3) Kekerasan senjata “terpaksa”
digunakan untuk mencegah kejahatan yang lebih besar lagi.
Sejalan
dengan perkembangan situasi maka istilah perang kemudian digantikan dengan
sangketa bersenjata (armed conflict). Hal ini dikarenakan orang berusaha
untuk agresor. Tetapi dalam kenyataannya tetap ada konflik yang secara teknis
intensitasnya sama dengan perang. Menurut beberapa ahli hukum, istilah ini
dianggap lebih sesuai karena lebih masuk akal.
Karl
Joseph Partsch membedakan anatara sangketa bersenjata internasional (international
armed conflict) dan sanketa bersenjata non-internasional (non
international armed conflict. Kedua istilah ini dapat ditemukan pada
Konvensi Janewa 1949.
Ketika
perang atau konflik bersenjata terjadi banyak kerusakan-kerusakan/kerugian yang
muncul baik itu bentuknya materi maupun psikis. Untuk meminimalkan kerusakan –
kerusakan tersebut maka kemudian dikenal teori – teori yang bertujuan untuk
memanusiawikan perang / konflik bersenjata yang terjadi tersebut. Dikenallah teori
mengenai Perang yang Adil/Just War Theory yang dikemukakan oleh Douglas
P. Lackey, seorang profesor filsafat dari City University, New York. Meskipun
dalam teori ini terungkap bahwa perang dapat dibenarkan.
Berkembangnya negara-negara
fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan
Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong
terjadinya Perang Dunia II.
Berjalannya
Perang Dunia II senada dengan sebuah kisah yang menceritakan tentang sebuah
dunia yang eksotik dan misterius di Jepang pada awal tahun 1930-an. Kisahnya
berlatar pada era sebelum Perang Dunia II berkecamuk. Saat itu, seorang gadis
kecil bernama Chiyo (Suzuka Ohgo) dan kakak perempuannya dibawa ke kota
Kyoto untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah geisha.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakng masalah di atas dapat ditarik rumusan maslah sebagai berikut:
1. Apa
yang melatarbelakangi terjadi perang Perang Dunia II?
2. Bagaimana
dampak Perang Dunia II terhadap masyarakat
3. Bagaimanakah
kisah seorang Chiyo (Suzuka Ohgo) yang bekerja di sebuah rumah geisha pada saat
Perang Dunia II?
C.
Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinya perang Dunia II.
2. Untuk
mengetahui dampak Perang Dunia II terhadap masyarakat
3. Untuk
mengetahui kisah dari seorang gadis bernama Chiyo (Suzuka Ohgo) yang bekerja di
sebuah rumah geisha pada saat Perang Dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Peperangan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, perang
berarti permusuhan antar dua negara (bangsa, agama, suku, dsb), dan dapat pula
berarti pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan (tentara, laskar,
pemberontak, dsb) atau lebih yang disertai pertempuran bersenjata.
Dalam arti sempit, perang diartikan
sebagai kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan. Perang secara
tradisional di maknai sebagai pertikaian bersenjata, di era modern, perang
lebih mengarah pada superioritas teknologi dan industri, hal ini tercermin dari
doktrin angkatan perangnya seperti " Barang siapa menguasai ketinggian
maka menguasai dunia ", hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas
ketinggian harus dicapai oleh teknologi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perang
adalah sebuah aksi fisik dan non fisik antara dua kelompok atau lebih untuk
melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Namun kata perang tidak
lagi berperan sebagai kata kerja, namun sudah bergeser pada kata sifat, yang
mempopulerkan hal ini adalah para Jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini
mendapatkan posisinya, namun secara umum perang berarti "pertentangan“.
Melihat lebih teliti mengenai definisi ‘perang’ yang telah didefinisikan,
perang haruslah menyangkut conflict antara dua negara atau lebih yang
dikontraskan sebagai konflik laju yang sifatnya sementara. Harus
melibatkan negara yang berkuasa, dimana peraturan sipil dilanggar dan
terjadinya demonstrasi-demonstrasi. Juga suatu negara yang berjuang
melawan negara lain dan bukan untuk seserang yang sifatnya individu ataupun
untuk suatu group didalam negara yang bersangkutan.
B.
Penyebab
Terjadinya Peperangan
Ada beberapa penyebab terjadinya perang
di antaranya adalah:
v Perbedaan
ideologi
v Keinginan
untuk memperluas wilayah kekuasaan
v Perbedaan
kepentingan
v Perampasan
Sumber Daya Alam (minyak, hasil pertanian, dll)
Peperangan adalah suatu jenis
tingkah laku dari sekian banyak tingkah laku manusia di dunia ini. Dan karena
perang adalah “tingkah laku” maka penyebab perang dapat dilihat dari beberapa pendekatan yang dipakai untuk
memahami tigkah laku yang dapat digolongkan ke dalam 4 pendekatan, yaitu
:
- Pendekatan motivasional
Sumber penyebab terjadinya peperangan menurut
pendekatan motivasional terdapat di dalam diri manusia, bukan hal-hal yang ada
di dalam diri manusia.
- Pendekatan untung-rugi (reinforsemen)
Menurut pendekatan untung-rugi setiap perbuatan yang
diikuti oleh keuntungan atau terhindar dari kerugian berkecenderungan untuk
dilakukan. Jika ditinjau dari pendekatan
“untung-rugi”, peperangan timbul oleh karena orang mengharapkan
“keuntungan” dari peperangan yang dilakukan. Melihat dari sejarah tampaknya
banyak hal yang mendukung pendekatan untung rugi. Misalnya banyak peperangan
yang dilakukan dengan tujuan kolonialisasi atau “ekspansi territorial” yang
kesemuanya dapat memberikan keuntungan secara ekonomis.
- Pendekatan struktural
Pendekatan struktural melekat masalah pada struktur
kehidupan yang ada di masyarakat sebagai sumber terjadinya konflik, kekerasan,
atau peperangan. Adanya Strata didalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
bernegara dapat menjadi sumber pertikaian; apabila Strata tersebut menjadi
sumber ketidak adilan. Stratifikasi sosial seperti golongan kaya, golongan
menengah, dan golongan miskin dapat menjadi sumber bentrokan apabila tidak
adilnya distribusi hasil-hasil pembangunan suatu negara, ledakan sosial yang
manifestasinya berupa kekerasan dapat mudah terjadi.
Ditinjau dari pendekatan struktural, apabila
“kepentingan” suatu kelompok terancam oleh kelompok lain maka anggota kelompok
akan menggunakan perang sebagai cara untuk memperoleh “kepentingan”
tersebut.
- Pendekatan kognitif
Pendekatan psikologis yang akhir -akhir ini sangat
popular di dalam usaha memahami perilaku manusia ialah pendekatan kognitif.
Proses kognitif yang seringkali dibicarakan dalam kaitan dengan terjadinya
konflik internasional ialah proses persepsi yang keliru (misperception) di dalam menanggapi situsi internasional.
Tokoh utama yang menggunakan pendekatan kognitif di dalam menganalisis konflik internasional ialah Ralph K. White. Menurut pendapat White, ada 6 hal yang merupakan mispersepsi yang seringkali menimbulkan konflik imternasional yaitu:
Tokoh utama yang menggunakan pendekatan kognitif di dalam menganalisis konflik internasional ialah Ralph K. White. Menurut pendapat White, ada 6 hal yang merupakan mispersepsi yang seringkali menimbulkan konflik imternasional yaitu:
a. “Diabolical Enemy Image” (pandangan bahwa
musuh jahat seperti setan).
b. “Vipile Self Image” (pandangan bahwa diri
sendiri jantan).
c. “Moral Self Image”
(pandangan bahwa diri sendiri adalah moralis)
d. “Selective Inatention” (tidak
memperhatikan hal-hal yang bertentangan
dengan keyakinan).
e. “Absence of Empathy “ (tidak adanya rasa
empati).
f. “Military Over Confidence” (keyakinan
yang berlebih-lebihan akan kekuatan militer).
Jika
kita tinjau kembali keempat pendekatan tersebut, maka pedekatan reinforsemen, pendekatan
kognitif dan pendekatan struktural lebih mampu menampilkan argumentasi tentang
dasar-dasar terjadinya perang. Perang adalah suatu taktik yang dipakai untuk
memperoleh “positive reinforsemen”. Ditinjau dari pendekatan Struktural apabila
“kepentingan” suatu kelompok terancam oleh kelompok lain maka anggota kelompok
akan menggunakan perang sebagai cara untuk memperoleh “kepentingan” tersebut.
Menggunakan bahasa psikologi, “kepentingan”, apakah kepentingan itu politik,
ekonomi, sosial, atau lainnya, adalah “positive reinforsemen”. Perang
seringkali terjadi oleh karena adanya mispersepsi bahwa kepentingan kelompok
terancam kelompok lain.
C.
Jenis-jenis
Peperangan
Ada beberapa macam jenis perang, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Perang
dingin adalah perang
yang tidak ada penggunaan kekerasan bersenjata secara terbuka, namun kondisi
dan suasana antara dua pihak yang bertentangan sangat mirip dengan keadaan
perang.
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah
periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika
Serikat (beserta sekutunya yang disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta
sekutunya yang disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991.
Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi,
psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi;
pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Istilah
"Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard
Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan
yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.
2. Perang
umum adalah perang
yang mengejar tujuan luas dengan menggunakan seluruh kemampuan negara dan
dilakukan di seluruh dunia.
v Perang dunia
v Perang
ekonomi
v Perang
politik
v Perang
agama
v Perang
nuklir
3. Perang
terbatas adalah perang
yang terjadi antara dua bangsa saja atau perang yang tidak melibatkan banyak
bangsa secara luas dilihat dari dari sudut tujuan, penggunaan kekuatan, dan
lingkup wilayah.
v Perang saudara
Dalam bahasa Inggris perang saudara
disebut civil war yang secara
harafiah artinya adalah "perang warga sipil" atau "perang
madani". Perang Saudara merujuk kepada suatu jenis perang di mana bukan
dua atau lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa faksi
(=saudara) di dalam sebuah entitas politik. Tidak jarang sebuah perang saudara
merupakan tanda awal perpecahan sebuah entitas politik.
Salah satu contoh perang saudara yaitu
Perang Saudara Amerika yang terjadi antara 1861 dan 1865 di Amerika Serikat
(AS). Sekelompok negara bagian di bagian selatan ingin merdeka, sedangkan
pemerintahan dan negara-negara bagian di utara ingin menjaga AS tetap utuh.
v Perang teluk
v Perang suku
v Perang antarnegara
v Perang ekspansi
D.
Latar
Belakang Tejadinya Perang Dunia II
Hal-hal yang melatarbelakangi
terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab
khusus.
a.
Sebab Umum
Berikut
ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1. Pertentangan antara paham
liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga
negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
2. Persekutuan mencari kawan.
3. Semangat untuk membalas
dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4. Perlombaan senjata
antarnegara.
5. Pertentangan antarnegara
imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa
dalam mewujudkan perdamaian dunia.
b.
Sebab Khusus ( casus bally bally)
Sebab khusus Perang Dunia II
terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut
ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
1. Di kawasan Asia Pasifik,
penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour tanggal 7 Desember 1941.
2. Di kawasan Eropa, serangan
kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September
1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya
bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Uni Soviet yang merasa
keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3
September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam
perkembangannya melibatkan banyak negara.
Negara-negara yang terlibat
dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang
Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang
kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan
blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
a. Blok Sentral yaitu Jerman,
Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris,
Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
Secara umum PD II dibagi
dalam 3 tahapan berikut.
a. Tahapan pertama, blok Sentral
melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan
titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu
lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu
mulai mencapai kemenangan.
Pada bulan Mei 1942, suatu
serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan
serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan
Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan
Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan
Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein,
di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus
1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian
di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok Sentral pada khirnya
harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab
kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang
oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok
Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok
tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah
jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki
keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Berakhirnya Perang Dunia II
juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini
beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II.
E.
Dampak
dari Perang Dunia II Terhadap Kehidupan Masyarkat
Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai
aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, dan kerohanian.
a.
Bidang Politik
Kemenangan pihak sekutu (Inggris,
Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II
tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan
(perlengkapan, tentara,dan persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya
perang dengan kemenangan di tangan Sekutu. Perang Dunia II telah menghancurkan
hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis
yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia.
Muncul masalah baru yaitu adanya
pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara
anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan
berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa)
yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) dan Uni Soviet (kuat secara
psikologis) yang mengambil alih hegemoni tersebut.
Uni Soviet dan Amerika Serikat saling
berlomba menanamkan penagruhnya pada negra lain dengan berbagai cara sehinga
dampaknya negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa
Timur, Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara,
Kamboja, Laos dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya
dikenal dengan Blok Timur. Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak
negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika
Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara adikuasa tersebut memiliki
ideologi yang berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis(paham
yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup)
sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis(paham yang
menghendaki suatu masyarakat disusun secara kolektif agar menjadi masyarakat
yang bahagia). Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi
yaitu liberalisme versus sosialisme-komunisme.
Munculnya politik memecah belah dimana
terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh
dua negara adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam(Indo
Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dibentuklah pakta pertahanan untuk
saling mengimbangi kekuatan lawan dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North
Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara
sementara Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa(1955) dengan anggota Uni Soviet,
Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya pakta pertahanan memunculkan
rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara kedua belah pihak sehingga
menimbulkan Perang Dingin.
Munculnya negara-negara baru dan
merdeka di Asia-Afrika yang merupakan bekas jajahan bangsa barat seperti
Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Filipina. (dampak positif)
b.
Bidang Ekonemi
Perekonomian dunia terbagi atas sistem
ekonomi liberal, sistem ekonomi terpusat pada negara, dan sistem ekonomi
campuran. Dimana sistem ekonomi liberal berlaku di negara-negara
kapitalis. Sistem ekonomi terpusat pada negara berlaku di negara-negara
komunis. Dan sistem ekonomi campuran berlaku di negara-negara yang baru
merdeka.
Sistem ekonomi kapitalis diterapkan di
Eropa Barat dan Amerika Serikat mempraktekkan konsep negara sejahtera (welfare
state) sehingga menyediakan dana sosial yang besar untuk mensubsidi
kesehatan, pendidikan, pensiunan, dan dana sosial lainnya bagi masyarakat.
Amerika Serikat memanfaatkan keadaan
dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki
negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara
tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka
Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni
Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika
menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada
Amerika.
c.
Bidang Sosial
Semakin kuatnya kedudukan golongan cerdik pandai (para
ilmuwan)
Munculnya
gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda
akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara
perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa
(United Nations).
Amerika Serikat membentuk badan guna
menghindari jatuhnya korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation
Administration (UNRRA). Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan
dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan
Jerman. Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan
ternak, alat-alat perindustrian, dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB)
dibubarkan sebab tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara
Eropa telah dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal
dengan Marshall Plan.
F.
Kisah
Chiyo (Suzuka Ohgo) yang bekerja di Sebuah Rumah Geisha Pada Saat Perang Dunia
II
Munculnya fasisme Jepang
tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang
berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa
Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut
Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa
pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo.
Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan
beberapa hal (1) Mengagungkan semangat bushido. (2) Menyingkirkan tokoh-tokoh
politik yang anti militer. (3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara
terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina. (4) Memodernisasi angkatan perang.
(5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satukeluarga
yang dipimpin oleh Jepang.
Kisah Chiyo (Suzuka Ohgo) yang Bekerja di
Sebuah Rumah Geisha
Dunia yang
eksotik dan misterius di Jepang pada awal tahun 1930-an. Kisahnya berlatar pada
era sebelum Perang Dunia II berkecamuk. Saat itu, seorang gadis kecil bernama
Chiyo dan kakak perempuannya yang bernama Satsu dibawa ke kota Kyoto untuk
dijual oleh ayahnya dan bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah geisha. Selama
bekerja disana, Chiyo diperlakukan dengan kasar, bahkan kerap dipukuli. Karena
tak tahan lagi, ia dan sang kakak pun berencana untuk kabur. Namun sayang,
mereka gagal bertemu kembali di tempat tujuan yang sudah ditentukan, karena
Chiyo berhasil tertangkap dan segera dikembalikan ke rumah geisha itu.
Kemudian, Chiyo
harus menjalani kehidupan yang berat dibawah tekanan sang pemilik rumah geisha,
Mother karena terancam menjadi pelayan seumur hidup. Ia pun dipaksa menjadi
pembantu seorang geisha yang paling terkenal di Kyoto, Hatsumomo. Suatu ketika,
Pada saat meratapi nasibnya di sungai Shirakawa bertemu dengan Tuan Imamura
Ken. Tak hanya itu, diluar kebiasaan yang yang terjadi, pria terhormat ini
mendekati dan menghiburnya dengan membelikan es krim dan memberikan saputangan
miliknya.. Pada saat itu Sayuri bertekad akan menjadi geisha. Tekadnya itu
digenggam kuat-kuat demi mendapat kesempatan bisa bertemu lagi dengan pria itu
suatu hari nanti.
Waktu pun
berlalu, dan impian Chiyo menjadi kenyataan saat saingan Hatsumomo, bernama
Mameha datang dan mengajarinya semua teknik yang diperlukan untuk menjadi
seorang geisha. Mulai dari menari tarian tradisional (tachikata), bernyanyi
(jikata), memainkan shamisen (kecapi khas jepang), merangkai bunga, mengenakan
kimono, mengerti tata cara seremonial minum teh secara formal, menuang the
sesensual mungkin. Tak hanya itu, Mameha pun mengganti nama Chiyo yang sudah
cukup dewasa menjadi Sayuri.
Tak lama
berselang, Sayuri pun tumbuh menjadi seorang geisha yang sangat sukses hingga
membuat geisha lain, termasuk Hatsumomo, dengki dan iri hati. Segala hal
dilakukan oleh hatsumomo sepeti pukulan, tamparan keras dilakukan pada sayuri.
Namun sayuri tetap menghadapinya dengan tabah dan sabar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perang
diartikan sebagai kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan yang
merupakan sebuah aksi fisik dan non fisik antara dua kelompok atau lebih untuk
melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. Dan adapun beberapa
penyebab terjadinya perang , yaitu :
- Pendekatan untung-rugi (reinforsemen)
- Pendekatan struktural
- Pendekatan kognitif
Ada
beberapa macam jenis perang, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Perang dingin
- Perang umum
- Perang terbatas
DAFTAR PUSTAKA
www///http geogle.com Tindak Perkosaan Di
Waktu Perang Pengertian Perang/Konflik Bersenjata Dalam Hukum Humaniter Februari 2011.
www///http geogle.com Crayonpedia Perang Dunia II. Februari 2011.
1http://www.blc-burma.org/html/Constitution/1974.html
www///http geogle.com ‘MEMOIRS OF A GEISHA’ Ketika Kecantikan Hati Bicara Posted on Wednesday, June 4,
2008 by deltapapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar